Seiring pesatnya perkembangan era digital di dunia wisata, apakah di masa depan museum akan tetap menjadi pilihan generasi millennial, untuk berwisata?
Menurut Ryan Jenkins (2017) seorang virtual trainer dalam artikelnya berjudul “Four Reasons Generation Z will be the Most Different Generation” terdapat satu hal yang menonjol dari karakter Gen Z. Yaitu mreka mampu memanfaatkan perubahan teknologi dalam berbagai sendi kehidupan. Teknologi digunakan sama alaminya layaknya mereka bernafas. Begitupun rasa ketertarikan untuk berkunjung ke museum.
Pada era generasi Z, yang beriringan dengan era digitalisasi ini, keberadaan internet dan teknologi sangat dimanfaatkan untuk mencari berbagai sumber penceritaan sejarah dan budaya. Dari konten internet pula, masyarakat khususnya generasi muda, dengan mudah menemukan informasi mengenai keberadaan sebuah museum beserta seluruh fasilitasnya.
Dengan demikian cukup jelas bahwa teknologi memiliki kekuatan untuk menarik perhatian publik secara luas. Pertama-tama melalui konten marketing yang sesuai perkembangan zaman. Berikutnya tentang pengaplikasian teknologi digital modern di dalam ruang kunjung museum untuk memperjelas informasi mengenai obyek koleksi serta kisahnya.
Kekuatan inovasi diperlukan agar di masa kini maupun masa mendatang museum tetap menjadi wisata edutainment yang diminati masyarakat khususnya kalangan muda. Dalam sebuah buku berjudul “Museum in The Digital Age” oleh Ross Parry, dijelaskan bahwa museum harus memanfaatkan perkembangan teknologi melalui berbagai cara, diantaranya melakukan diversifikasi konten, serta menciptakan pengalaman yang imersif.
Bagi sebagian orang, salah satu dorongan berkunjung ke museum adalah untuk memperdalam wawasan, mengagumi koleksi benda bersejarah, ataupun mempelajari lebih dalam lagi kebudayaan di suatu daerah yang dikunjungi. Namun demikian pada generasi saat ini fasilitas hiburan seperti ruang teater, 3D, dan teknologi modern lain, adalah penyemangat untuk berkunjung ke museum.
Dengan demikian, tercipta manfaat dari teknologi museum, seperti halnya menciptakan minat berkunjung ke museum, menghidupkan suasana museum agar koleksi kekunoan tetap bergelora kekinian, dan pada akhirnya membentuk pengalaman tak terlupakan, mengenai citra museum di masa kini.
The Power of Museum History of Java
Sejak awal berdiri di tahun 2018, Museum History of Java telah menggunakan teknologi museum modern dan pada saat itu menjadi yang pertama di Yogyakarta, yakni Augmented Reality.
Seperti yang disebutkan oleh buku Museum in The Digital Age bahwa Museum History of Java telah bertahun-tahun ini mengikuti perkembangan teknologi. Sebagai usaha menciptakan PENGALAMAN IMERSIF bagi pengunjung, Museum History of Java menggunakan teknologi Augmented Reality agar dapat “menghidupkan” obyek-obyek sejarah di dalam zona koleksi, melalui penggunaan aplikasi History of Java AR.
Teknologi Augmented Reality dapat memberikan pengalaman menarik kepada pengunjung agar dapat ‘berinteraksi’ langsung dengan obyek 3D yang dipamerkan. Inilah yang disebut Pengalaman Imersif. Sebab, melalui teknologi augmented reality pengunjung yang telah mendownload aplikasi History of Java AR akan terhubung dengan obyek-obyek 3D yang terpasang pada keterangan gambar sejarah di dalam ruang koleksi, dimana obyek tersebut dapat bergerak dan mengeluarkan suara, serta dapat digunakan berfoto video.
Pada selanjutnya, Museum History of Java melakukan upaya DIVERSIFIKASI KONTEN untuk menghidupkan museum melalui media bercerita yang melibatkan pengunjung museum. Diantaranya teknologi yang disebut dengan QR Movie serta AI (artificial Intelligence) sebagai bagian dari META MUSEUM yang tengah dikembangkan oleh D’Topeng Kingdom Foundation sebagai pendiri Museum History of Java.
Dengan perpaduan teknologi Meta di dalam ruangan yang cozy, stigma museum yang kekunoan, seketika hilang ketika mengetahui tentang museum History of Java, dan berkunjung. Sentuhan teknologi yang interaktif akan dapat memberikan wawasan dan pesan-pesan bernilai budaya, sehingga generasi Z dan seterusnya, memiliki semangat yang konsisten untuk selalu berkunjung ke museum.