Pendidikan karakter dengan mempelajari jati diri bangsa sejatinya dapat dilakukan melalui kunjungan museum secara intensif. Proses inilah yang kini menjadi tujuan utama dari semangat merdeka belajar yang digaungkan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbudristek). Maka, sebagai bagian dari support sistem kurikulum merdeka belajar, museum History of Java selalu menerima kedatangan para pelajar dengan penuh motivasi positif.

Para pelajar di usia remaja selalu dipenuhi bakat, minat, serta potensi keutamaan diri masing-masing. Oleh karena itulah kebutuhan pada museum sebagai pusat edukasi warisan budaya sangat krusial untuk ditanamkan.

Sejak 2018 silam, Museum History of Java Yogyakarta telah menjadi rujukan merdeka belajar bagi setiap sekolah yang menjalani aktivitas outdoor learning sesuai anjuran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim.

Sampai kini pun Museum History of Java telah berusaha mengadopsi poin-poin penting dari setiap episode Merdeka Belajar yang diluncurkan Kemendikbudristek. Agar dengan demikian pendidikan di dalam Museum tetap sejalan yang dicita-citakan Ki Hadjar Dewantara.

Prinsip merdeka belajar sejalan dengan gagasan bapak pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara. Yaitu bagaimana kemerdekaan adalah tujuan dan sekaligus paradigma pendidikan Indonesia dimana “Peserta didik harus tumbuh secara kodratnya sendiri, sedangkan guru adalah penuntun yang merawat kodrat itu”.

Merdeka Belajar di Museum Sesuai Anjuran Menteri Nadiem

Pada tahun ini Mendikbud Nadiem sekali lagi menegaskan bahwa kurikulum merdeka menekankan pembelajaran mendalam untuk mengembangkan karakteristik dan kompetensi. Para siswa yang dulu hanya belajar teori di dalam kelas, sekarang bisa melanglang buana mencari pengetahuan dan pengalaman di luar sekolah dengan hadirnya program-program merdeka belajar. Begitupun para mahasiswa melalui program kampus merdeka yang dapat dilakukan melalui kunjungan museum.

Selebihnya dalam implementasi Kurikulum Merdeka, guru ditantang untuk menciptakan projek-projek bagi peserta didik. Kurikulum Merdeka memberikan kemerdekaan kepada guru dan kepala sekolah untuk menjadi kreator dalam proses pembelajaran.

“Mereka ditantang menciptakan projek-projek berdasarkan tema-tema. Lalu menentukan apa tujuan dan hasil yang diharapkan dari projek, kemudian mengumpulkan peserta didik untuk mencapai tujuan projek. Projek ini paling mengasah kemampuan kolaborasi dan gotong royong,” tutur Menteri Nadiem, dalam suatu wawancara media.

Sesuai dengan projek ini pula, Museum History of Java pun menerima kunjungan mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia.

Project Kunjungan Museum

Sejak Museum History of Java berdiri pada 2018, prinsip Ki Hajar Dewantara pun telah menjadi tuntunan sehingga terjalin kerjasama bersama seluruh institusi pendidikan se-DIY. Museum ini secara edukatif sudah berjalan pada platform Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan.

Pada tujuan ini pula Museum History of Java menyediakan beragam fasilitas Merdeka Belajar mulai dari teknologi film serta 3D AR yang berpengetahuan, kemudian edukator yang menjelaskan tentang sejarah benda koleksi museum, ruang hiburan 3D dengan film tentang kasih sayang Dinosaurus, hingga spot foto diorama dimana para pelajar dapat berpose foto secara kreatif.

Setiap ruangan museum sangat luas, yaitu dimulai dari Ruang Teater, Ruang Koleksi (5 lorong dan 1 Paviliun Keraton), Ruang 3D Animasi, Ruang Diorama, hingga jalur pintu keluar di spot foto exit door yang disebut Little Malioboro. Selain itu fasilitas teknologinya sangat lengkap, antara lain Augmented Reality (AR), QR Video Movie, Film Teater, Film 3D animasi, serta background foto 3D di Ruang Diorama.

Museum Histroy of Java pun memiliki lebih dari 200 benda bersejarah yang diceritakan secara berurutan mulai dari era Purbakala Jawa, era kerajaan Hindu-Buddha, era persebaran Islam oleh walisongo, era Kerajaan Mataram Islam, hingga terbentuknya Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.

Sehingga dari keseluruhan fasilitas hingga benda koleksinya tentu saja Museum History of Java telah memenuhi kriteria Merdeka Belajar sesuai dengan gagasan Mendikbud Nadiem Makarim untuk dijalankan oleh Kemendikbudristek bersama seluruh institusi pendidikan serta pengelola Museum di Yogyakarta.

Salam merdeka belajar, ayoo semangat berkunjung ke Museum History of Java,  Jalan Parangtritis KM 5,5 Sewon, Bantul!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here