Metaverse sebagai teknologi museum merupakan salah satu bagian terpenting dari sektor budaya serta pengenalan sejarah di masa mendatang. Metaverse merupakan dunia virtual yang merepresentasikan kenyataan di mana manusia bisa merasakan pengalaman berinteraksi, berprofesi, bermain, layaknya di dunia riil dengan memakai avatar mereka.
Metaverse AR (augmented reality), adalah teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke dalam sebuah lingkungan nyata lalu memproyeksikan benda-benda maya tersebut secara realitas dalam waktu nyata.Teknologi AR di sebuah museum dapat menyisipkan suatu informasi tertentu ke dalam dunia maya dan menampilkannya di dunia nyata dengan bantuan perlengkapan seperti webcam, komputer, HP Android, maupun kacamata khusus.
Selain Augmented Reality, sebentuk teknologi futuristik yang akan menjadi sumber wawasan selama eksplorasi museum, adalah Artificial Intelligence atau disingkat AI, sebuah kekuatan utama yang mendorong perubahan digital di seluruh dunia.
Sebagai metaverse, AI dipakai untuk mensupport informasi melalui kecerdasan buatan sepadan dengan yang dimiliki manusia sehingga pengoprasian dunia virtual menjadi sempurna. Berbagai kegiatan belajar mengajar semakin dipermudah dengan hadirnya metaverse salah satunya study tour ke museum, semakin dipermudah dengan bantuan dunia virtual.
Teknologi Meta dikenal sebagai teknologi yang memiliki potensi besar untuk mengubah kehidupan manusia di masa depan. Secara umum, AI merujuk pada program komputer yang dirancang untuk meniru kecerdasan manusia. Seorang ilmuwan komputer Professor John McCarthy diketahui sebagai tokoh yang memperkenalkan konsep AI pada tahun 1956.
Penerapan teknologi AI di museum pun tidak hanya memikat secara visual namun mempermudah pengunjung untuk berinteraksi dengan sejumlah narasi museum. Seperti halnya papan informasi, kisah sejarah, maupun cerita-cerita artefak di seluruh ruang koleksi.
Saat ini teknologi AI telah mencakup sejumlah museum yang berada di Jawa Timur hingga Jawa Tengah. Diantaranya Museum History of Sundaland di Karawang, Museum Islam di Lamongan, Wahana Miracle Aneh Tapi Nyata di Jatim Park 3, Museum Indonesia Heritage di Jatim Park 1, serta Museum History of Java di Yogyakarta
Daya tarik AI yang dimiliki oleh seluruh Museum ini sanggup menyampaikan narasi sejarah dengan tutur kata yang mudah dipahami, serta tampilan visual yang sangat indah. Sebab, secara teknis, teknologi AI sanggup mengumpulkan dan mengolah berbagai data mengenai tema edukasi terpenting di dalam museum sehingga kemudian dapat menjadi informasi berguna untuk seluruh pengunjung.
Mark Zuckerberg sebagai CEO Meta menggambarkan metaverse sebagai dunia virtual yang bisa dimasuki oleh penggunanya. Di dalam ruang tersebut, pengguna dapat bekerja, bersosialisasi, belanja, hingga bermain dengan menggunakan teknologi khusus. Meskipun metaverse saat ini masih terus dikembangkan sebagai fasilitas museum yang benar-benar fantastik dan futuristik, namun telah dipersiapkan serta diberikan respon baik, pada kelima museum yang tersebutkan tadi.
Demikian mengapa selalu ada kejutan baru dalam teknologi museum yang membawa kita pada dunia kesenangan untuk berkunjung ke museum hingga di masa depan nanti.