“Kak, biasanya benda-benda di Museum ini didapatkan darimana yaa?”

Pagi hari saat kunjungan Museum History of Java (HOJ) saya mendapatkan cukup banyak pertanyaan simple tapi cukup surprise. Para pengunjung cilik ialah anak-anak SD berseragam merah yang ceria. Beberapa anak bertanya tentang darimana museum mendapat barang-barang koleksi yang mereka lihat di etalase. Pertanda jika mereka siap banget berkunjung ke Museum. 

Sebagai guide saya pun senang melihat rasa tertarik anak-anak pada berbagai cerita soal koleksi Museum. Mulai dari penemuan arkeologi, pencarian dan pengumpulan artefak dari kolektor, sampai tiba saat pelestarian di dalam Museum. Oleh karena itu penjelasan detailnya lumayan panjang yaa. Terlebih lagi proses mengumpulkan koleksi bukan perkara mudah. Apalagi buat Museum Swasta Pribadi seperti halnya History of Java. 

Nah, dari sekian kunjungan sekolah ke Museum HOJ bisa dikatakan anak-anak SDN 2 Sanden Bantul ini salah satu yang punya keingintahuan cukup besar. Gak sekedar ceria karena diajak belajar di luar sekolah. Namun semangat menikmati suasana Museum itulah yang perlu diapresiasi. Terutama rasa penasaran cukup terasah sehingga muncul sejumlah pertanyaan menarik pada Kakak Guide. 

GALLERY KUNJUNGAN SDN 2 SANDEN BANTUL

1. Ruang Teater

Pukul 09.00 pagi adik-adik pelajar SD sudah duduk manis di dalam Ruang Teater Museum History of Java. Dimulai dari perkenalan serta salam gembira supaya lebih bersemangat lagi. Setelah itu mereka diajak menonton film dokumenter tentang sejarah terbentuknya tanah jawa. Serta bagaimana kehidupan manusia purba jawa sekitar 2 juta tahun silam. 

2. Ruang Koleksi

Ruang koleksi Museum Peradaban Jawa ini terdiri dari 5 lorong utama dan 1 Paviliun Keraton. Disini anak-anak diajak menelusuri cerita zaman purba jawa atau periode migrasi Austronesia, kemunculan agama pertama di Jawa yaitu Kapitayan (sebelum Hindu-Buddha), hingga berbagai koleksi lain dari kerajaan Hindu-Buddha terbesar. Antara lain Mataram Kuno dan Majapahit. Setelah itu mulai memasuki periode persebaran islam di Jawa oleh Wali Songo, Kerajaan Demak, sampai Kerajaan Mataram Islam. Terutama cikal-bakal terbentuknya Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. 

3. Ruang 3D Animasi 

Saat memasuki ruangan ini mereka langsung memakai kacamata 3D agar bisa menonton animasi Dinosaurus. Ceritanya mengenai petualangan anak dinosaurus yang mendapat perlindungan dari sang Ibu. 

4. Ruang Diorama 

Di ruang diorama semua pengunjung bebas foto berlatarkan background 3 dimensi serta berbagai properti budaya jawa yang tersedia. Seperti halnya pakaian jarit, caping, dan blangkon. 

TERIMA KASIHSEKOLAH SDN 2 SANDEN BANTUL

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here